Kamis, 10 Februari 2011

jiwa nda ku punya

Hujan di luar sana
Luncurkan rasa di jiwa
Jatuhkan semua rasa
Yang semua bergelora
Tak ada lagi rasa
Atau juga air mata
Untuk semua yang telah sirna

Ku baru sadar. . .
Ini bukan cinta
Hanya nafsu belaka
Dan egoisme semata. . .

Sungguh menyesal aku kini
Kenapa ku mau jelajahi
Hati yang tak ku suka ini
Dan ku tahu harus ku akhiri
Ku sudah tak ada sayang lagi
Karna padamu disini
Kusalah menilai simpati bukan suara hati


Bahasamu

Kurasakan ada yang lain di sini
Dalam hati yang masih tersimpan rapi
Setelah ku buka dan kuamati
Ternyata kau tak lagi ku sayangi

Ku ingin bebas sebebasnya
Terbang ke langit bagai elang
Nikmati sinar bintang-bintang
Kesunyian kan jadi realita

Karna ku tlah tahu apa itu cinta
Hanya nafsu dan egoisme semata
Yang didapat hanya sedikit bahagia
Dan tak sedikit problematika

Biarlah cinta untukmu itu
Mengalir terbawa arus
Terbang bersama angin
Dan biarlah ia mencari tempat yang baru
Karena aku takan pernah mau
Cinta itu kembali untukku
Dan aku tak perduli
Walau kau berkata
’’cinta ini untukmu’’


Kini kau berkata
Cinta itu untukku
Suatu hal yang tak terlalu kutunggu
Semenjak hadirnya dia
Orang ketiga yang terus mencoba
Menghancurkan apa yang ada
Renggangkan semuanya

Kini pun aku tak bisa berbuat apa’’
Hanya diam dan mencoba menerima
Semua yang dihadapkan ke jiwa
Membuat suatu goresan luka
Perih dan membekas selamanya

Dirimu seharusnya tahu
Apa yang terbaik untukmu
Tapi jika korbankan cintamu
Tak kan ada orang yang setuju

Hanya realita dan kepalsuan semata
Aku tau tak semuanya sama
Dengan apa yang sebenarnya ada
Karna disini masih ada ragu jiwa

Padamu tlah kutitipkan sebuah tanda
Entah cinta atau apa namanya
Yang kutau itu harus dapat kau jaga
Jangan tergores apalagi terluka

Seperti sebuah permata ia bersinar
Seperti mutiara putihnya tak pernah pudar
Seperti bola kaca ia berbinar
Seperti bunga mawar harumnya menyebar

Kau tak kan datang
Di saat aku bimbang
Kau tak bisa hadir
Saat hati merasa tersingkir

Aku tak kan pernah tahu
Apa yang ada di hatimu
Begitu juga dengan dirimu
Tak kan tahu semua tentangku

Hanyalah sang waktu
Yang dapat membuat kita bersatu
Dan segala yang telah ada
Biarkan menjadi milik kita
Karna disini pasti kan terukir
Satu kisah kepastian cinta
Yang menunggu bersatunya dua jiwa

windalotekritizen:
Bahasamu

Kurasakan ada yang lain di sini
Dalam hati yang masih tersimpan rapi
Setelah ku buka dan kuamati
Ternyata kau tak lagi ku sayangi

Ku ingin bebas sebebasnya
Terbang ke langit bagai elang
Nikmati sinar bintang-bintang
Kesunyian kan jadi realita

Karna ku tlah tahu apa itu cinta
Hanya nafsu dan egoisme semata
Yang didapat hanya sedikit bahagia
Dan tak sedikit problematika

Biarlah cinta untukmu itu
Mengalir terbawa arus
Terbang bersama angin
Dan biarlah ia mencari tempat yang baru
Karena aku takan pernah mau
Cinta itu kembali untukku
Dan aku tak perduli
Walau kau berkata
’’cinta ini untukmu’’

Hujan di luar sana
Luncurkan rasa di jiwa
Jatuhkan semua rasa
Yang semua bergelora
Tak ada lagi rasa
Atau juga air mata
Untuk semua yang telah sirna

Ku baru sadar. . .
Ini bukan cinta
Hanya nafsu belaka
Dan egoisme semata. . .

Sungguh menyesal aku kini
Kenapa ku mau jelajahi
Hati yang tak ku suka ini
Dan ku tahu harus ku akhiri
Ku sudah tak ada sayang lagi
Karna padamu disini
Kusalah menilai simpati bukan suara hati