Minggu, 05 Juni 2011

PERMAINAN TAMBAHAN

PERMAINAN TUJON
Latar Belakang
Permainan ini bernama Tujon yang memiliki arti tujuan atau sasaran.. Permaian ini dimainkan saat waktu luang.
Manfaat
Permainan ini dapatmengembangkan kepekaan panca indera manusia dan melatih ketepatan.
Peserta
Untuk memainkan permainan ini dibutuhkan peserta minimal 2 orang atau kelompok yang jumlah dari keduanya harus genap. Boleh putra atau putri.
Peralatan yang digunakan
Dalam permainan ini dibutuhkan kereweng atau pecahan genteng yang nantinya disusun.
Pelaksanaan Permainan
Membuat lapangan permainan/ area permainan.
Dibagi menjadi 2 kelompok atau 2 orang yang berlawanan.dilanjutkan dengan suit untuk menetukan kelompok yang bermain terlebih dahulu. Kelompok yang menang nantinya melempar batu agar mengenai sasaran yaitu kereweng yang ditumpuk.
Apabila batu yang dilempar itu mengenai sasaran dan kereweng tersebut jatuh, maka kelompok yang berhasil itu segera menuju ke kelompok lawan untuk minta gendong.
Penentuan Kemenangan
Kelompok atau regu yang paling banyak melempar batu dan mengenai kereweng maka itulah pemenangnya.
Sumber
Permainan ini bersumber dari widarto-aji-kurniawan.blogspot.com/macam-macam-permainan-tradisional
PERMAINAN MACANAN
Latar Belakang
Menurut sumber Sukirman (2004), dolanan ini sudah dikenal sejaksebelum Perang Dunia (PD) II. Hanya saja untuk saat sekarang sudah sangat jarang dimainkan karena tergeser dolanan modern lain, seperti halma dan lainnya. Merujuk namanya, dolanan ini tidak berhubungan langsung dengan hewan macan atau harimau. Namun, sebuah alat yang dipakai untuk bermain, dianggap sebagai sebuah macan, yang memang fungsinya menyerang pihak lawan, yakni alat lain yang dianggap sebagai manusia.
Manfaat
Permainan memberikan manfaat berupa melatih kecepatan berpikir dan ketelitian serta kecermatan dalam melakukan sesuatu atau memutuskan sesuatu.
Peserta
Dolanan Macanan sering dimainkan oleh anak laki-laki berusia di atas 10 tahun. Mereka bermain di waktu senggang, baik pagi, siang, sore, atau malam hari. Setidaknya, dolanan ini harus dimainkan oleh 2 orang. Jika lebih, bisa dimainkan secara beregu, namun syaratnya harus tetap berpasangan. Mereka saling berhadapan untuk saling mengalahkan. Ada empat versi dalam dolanan Macanan, yakni macanan 21 wong (orang) 1 macan, macanan 8 wong 1 macan, macanan 4 wong 1 macan, dan macanan 3 wong 1 macan.
Alat dan Tempat
Permainan ini cukup sederhana, tidak banyak menggunakan tempat untuk bermain, hanya sekitar 1 meter persegi. Syarat lokasi bermain bersih, bisa menggunakan tempat berlantai tanah, tegel, keramik, atau lainnya, asalkan rata dan nyaman. Alat yang digunakan juga mudah dicari dan sederhana, seperti kerikil atau biji-bijian buah (seperti: sawo, asam, tanjung, dan lainnya). Sementara gambar berupa segitiga dan persegi empat bisa digambar dengan kapur, pensil, atau benda lain, menyesuaikan lahannya.
Pelaksanaan Permainan
Pertama – tama membuat arena atau gambar segitiga yang saling dihubungkan oleh garis tegak lurus dan mendatar. Gambar segitiga ini biasa disebut gunung, redi, atau krangkeng.
Menyiapkan peralatan yang akan digunakan. Bisa menggunakan kerikil atau biji – bijian.
Peserta melakukan suit atau undian untuk mencari yang menjadi batu dan menjadi macan.
Yang menjadi batu berusaha untuk membuat macan terperangkap dengan membuat jalan macan tertutup.
Penentuan Kemenangan
Yang menjadi pemenang adalah yang menjadi batu namun paling banyak dapat menutup jalan macan.
Sumber
Permainan Tradisional Jawa, Sukriman Dharmamulya, dkk, 2004, Yogyakarta, Kepel Press

PERMAINAN MUL - MULAN
Latar Belakang
Merupakan permainan yang berasal dari Yogyakarta. Permainan ini biasa dimainkan untuk mengisi waktu luang. Manfaat
Permainan ini bertujuan untuk melatih daya ingat dan kepekaan indera serta melatih ketelitian dan kecermatan dalam menentukan keputusan.
Peserta
Biasanya dimainkan oleh 2 orang. Bisa laki – laki atau perempuan.
Alat yang Digunakan
Kapur
Batu kapur
Tanah atau lantai sebagai media
Kerikil
Kereweng coklat
Bisa juga menggunakan kertas yang beda warna
Pelaksanaan Permainan
Apabila ada dua anak, misalkan pemain A dan B, atau lebih (dalam kelompok) yang ingin bermain Mul-Mulan, maka mereka segera bersepakat untuk menentukan tempat bermain. Tidak lupa masing-masing pemain juga sudah harus mempersiapkan orang-orangan berupa kerikil dan sejenisnya. Setiap orang dalam memilih orang-orangan bebas, asalkan satu pemain dengan pemain lain tidak boleh sama. Artinya jika pemain A telah memilih orang-orangan berupa kecik tanjung, maka pemain B harus menggunakan kerikil. Pembedaan orang-orangan ini hanya untuk memudahkan permainan agar tidak keliru. Setiap pemain harus mencari orang-orangan sebanyak 9 buah.
Setelah menyepakati tempat yang teduh dan nyaman, serta masing-masing membawa orang-orangan, tidak lupa salah satunya juga menyiapkan kapur atau alat tulis lainnya (sesuai dengan media yang dipakai). Jika bermain di atas lantai atau ubin, bisa menggambar dengan kapur atau pecahan tembikar. Kedua pemain lalu duduk saling berhadapan. Salah satu pemain segera menggambar bangun bujur sangkar sama sisi lapis tiga di atas ubin atau lantai. Sisi terluar, bisa dengan panjang hingga 30—40 cm. Kemudian bujur sangkar kedua yang ada di dalamnya bisa dibuat lebih kecil sedikit, kira-kira panjangnya 25—35 cm. Demikian pula dengan bujur sangkar yang ketiga bisa dibuat lebih kecil lagi (lihat gambar). Kemudian keempat sisi di bagian tengah ditarik sebuah garis menghubungkan bujur sangkar satu dengan lainnya. Dengan demikian gambar dolanan Mul-Mulan sudah siap digunakan.

Langkah pertama, keduanya harus melakukan sut. Jika pemain A menang, ia main duluan. Kemudian pemain A meletakkan satu orang-orangan di titik yang ada di antara persilangan garis secara bebas. Lalu pemain B juga meletakkan satu orang-orangan secara bebas di titik lainnya yang masih kosong. Kedua pemain berusaha untuk mencegah atau menutup pihak lawan yang orang-orangannya hampir sejajar dalam jumlah tiga buah. Maka dolanan di sini membutuhkan kecermatan dan ketelitian berpikir dari setiap pemain. Lalu dilanjutkan oleh pemain A lagi. Jika sampai waktunya salah satu pemain telah meletakkan lebih dari 3 orang-orangannya di atas titik yang ada, dan kebetulan pemain A permainannya sangat jitu dan tidak terpantau oleh pemain B, maka pemain A berhasil meletakkan 3 orang-orangannya dalam satu baris yang sejajar. Maka terpaksa pemain A mengambil salah satu orang-orangan milik pemain B yang ada di petak permainan secara bebas. Di sini, pemain B sudah kehilangan 1 orang-orangan.
Permainan bisa dilanjutkan terus hingga ada salah satu pemain yang menyejajarkan 3 orang-orangannya lagi.
Penentuan Kemenangan
Apabila ada salah satu pemain yang sudah berkurang atau kehabisan orang-orangannya dan kebetulan ia sudah menyerah, maka ia dianggap sebagai pemain kalah. Sesuai dengan konsekuensinya atau kesepakatan awal, jika pemain kalah harus menerima hukuman, maka ia harus menerima hukuman Misalkan hukuman bisa berupa menggendong, menampar tangan, atau menyanyi.
Sumber
Permainan Tradisional Jawa, Sukirman Dharmamulya, dkk., 2004, Yogyakarta, Kepel Press dan Permainan Rakyat DIY, Ahmad Yunus, 1980/1981, Jakarta, Departemen P&K

PERMAINAN NERENSI
Latar Belakang
Merupakan permainan yang berasal dari Filipina. Permainan ini biasa dimainkan untuk mengisi waktu luang. Permainan ini berkembang di masyarakat terutama anak – anak setelah pulang sekolah. Pengertian dari kata nerensi sendiri kurang dicertakan dengan jelas disini. Permainan ini memiliki tujuan untuk menghabiskan batu atau biji lawan. Sebenarnya permainan ini juga ada di Yogyakarta dengan nama Mul – mulan dan dam-daman.
Manfaat
Permainan ini bertujuan untuk melatih daya ingat dan kepekaan indera serta melatih ketelitian dan kecermatan dalam menentukan keputusan.
PesertaBiasanya dimainkan oleh 2 orang. Bisa laki – laki atau perempuan.
Alat yang Digunakan
Kapur,Batu kapurTanah atau lantai sebagai media,Kerikil,Kereweng coklat, Bisa juga menggunakan kertas yang beda warna
Pelaksanaan Permainan
Apabila ada dua anak, misalkan pemain A dan B, atau lebih (dalam kelompok) yang ingin bermain nerensi, maka mereka segera bersepakat untuk menentukan tempat bermain. Tidak lupa masing-masing pemain juga sudah harus mempersiapkan orang-orangan berupa kerikil dan sejenisnya. Setiap orang dalam memilih orang-orangan bebas, asalkan satu pemain dengan pemain lain tidak boleh sama. Artinya jika pemain A telah memilih orang-orangan berupa kecik tanjung, maka pemain B harus menggunakan kerikil. Pembedaan orang-orangan ini hanya untuk memudahkan permainan agar tidak keliru. Setiap pemain harus mencari orang-orangan sebanyak 9 buah.
Setelah menyepakati tempat yang teduh dan nyaman, serta masing-masing membawa orang-orangan, tidak lupa salah satunya juga menyiapkan kapur atau alat tulis lainnya (sesuai dengan media yang dipakai). Jika bermain di atas lantai atau ubin, bisa menggambar dengan kapur atau pecahan tembikar. Kedua pemain lalu duduk saling berhadapan. Salah satu pemain segera menggambar bangun bujur sangkar sama sisi lapis tiga di atas ubin atau lantai. Sisi terluar, bisa dengan panjang hingga 30—40 cm. Kemudian bujur sangkar kedua yang ada di dalamnya bisa dibuat lebih kecil sedikit, kira-kira panjangnya 25—35 cm. Demikian pula dengan bujur sangkar yang ketiga bisa dibuat lebih kecil lagi (lihat gambar). Kemudian keempat sisi di bagian tengah ditarik sebuah garis menghubungkan bujur sangkar satu dengan lainnya. Dengan demikian gambar dolanan nerensi yang sudah siap digunakan. Langkah pertama, keduanya harus melakukan sut. Jika pemain A menang, ia main duluan. Kemudian pemain A meletakkan satu orang-orangan di titik yang ada di antara persilangan garis secara bebas. Lalu pemain B juga meletakkan satu orang-orangan secara bebas di titik lainnya yang masih kosong. Kedua pemain berusaha untuk mencegah atau menutup pihak lawan yang orang-orangannya hampir sejajar dalam jumlah tiga buah. Maka dolanan di sini membutuhkan kecermatan dan ketelitian berpikir dari setiap pemain. Lalu dilanjutkan oleh pemain A lagi. Jika sampai waktunya salah satu pemain telah meletakkan lebih dari 3 orang-orangannya di atas titik yang ada, dan kebetulan pemain A permainannya sangat jitu dan tidak terpantau oleh pemain B, maka pemain A berhasil meletakkan 3 orang-orangannya dalam satu baris yang sejajar. Maka terpaksa pemain A mengambil salah satu orang-orangan milik pemain B yang ada di petak permainan secara bebas. Di sini, pemain B sudah kehilangan 1 orang-orangan.
Permainan bisa dilanjutkan terus hingga ada salah satu pemain yang menyejajarkan 3 orang-orangannya lagi.
Penentuan Kemenangan
Apabila ada salah satu pemain yang sudah berkurang atau kehabisan orang-orangannya dan kebetulan ia sudah menyerah, maka ia dianggap sebagai pemain kalah. Sesuai dengan konsekuensinya atau kesepakatan awal, jika pemain kalah harus menerima hukuman, maka ia harus menerima hukuman. Misalkan hukuman bisa berupa menggendong, menampar tangan, atau menyanyi.
Sumber
Permainan Tradisional Jawa, Sukirman Dharmamulya, dkk., 2004, Yogyakarta, Kepel Press dan Permainan Rakyat DIY, Ahmad Yunus, 1980/1981, Jakarta, Departemen P&K

PERMAINAN SUR - SURAN
Latar Belakang
Pengertian dari permainan sur – suran ini kurang jelas namun sering diartikan sebagai tebakan. Asal permainan ini dari Jawa Tengah dan Yogyakarta. Permainan ini berupa gerak dan lagu sebagai pengantar permainan. Dimainkan bersama – sama ketika waktu luang.
Manfaat
Melatih bersosialisasi dengan teman sebaya dan melatih keberanian serta kekompakan dan kepekaan.
Peserta
Dimainkan secara berkelompok. Bisa laki – laki atau perempuan. Jumlah pemain di tiap kelompok minimal 3 orang. Ada satu anak yang menjadi emak dalam permainan ini.
Alat yangDibutuhkan
Dalam bermain permainan ini tidak membutuhkan peralatan apapun.
Pelaksanaan Permainan
Peserta dibagi dalam 2 kelompok. Satu orang menjadi mak. Permainan ini dimulai dengan salah satu kelompok membisikan nama dari peserta kelompok lain. Setelah itu mereka menyanyikan lagu Sur – suran. Berikut lagunya :
Sarsur kurunan mak
Mak emake tretete
Tak undange tretete
Yen kecandak kanggo gawe
Adhi mesti mati 2x
Tak bedhile mimis wesi
Tong tong bull 2x
Setelah selesai menyanyikan lagu, emak memanggil kelompok yang kedua untuk menebak yang dibisikan oleh kelompok 1. Apabila tebakan itu benar maka mak bilang “selamat”.
Penentuan Kemenangan
Apabila kelompok berhasil menebak maka dia menang dan apabila tidak berhasil menebak maka akan menggendong yang kalah. Yang paling banyak menebak benar maka yang menang.
Sumber
Permainan-tradisional-sur2an.worpress.com

PERMAINAN DAM – DAMAN
Latar Belakang
Permainan dam – daman ini berasal dari daerah Jawa Tengah. Sedikit bercerita tentang permainan ini,dimainkan oleh dua orang pemain. DAM! Kata-kata itu diucapkan oleh pemain yang melangkahi pion milik lawan mainnya. Kemudian pion yang dilangkahi itu menjadi milik si Pemain tadi. Sebenarnya, Dam Daman ini bisa dimainkan kapan dan di mana saja.
Manfaat
Permainan ini bertujuan untuk melatih daya ingat dan kepekaan indera serta melatih ketelitian dan kecermatan dalam menentukan keputusan.
PesertaBiasanya dimainkan oleh 2 orang. Bisa laki – laki atau perempuan.
Alat yang Digunakan
Kapur,Batu kapur.Tanah atau lantai sebagai media,Kerikil,Kereweng coklat,Bisa juga menggunakan kertas yang beda warna
Pelaksanaan Permainan
Apabila ada dua anak, misalkan pemain A dan B, atau lebih (dalam kelompok) yang ingin bermain dam - daman, maka mereka segera bersepakat untuk menentukan tempat bermain. Tidak lupa masing-masing pemain juga sudah harus mempersiapkan orang-orangan berupa kerikil dan sejenisnya. Setiap orang dalam memilih orang-orangan bebas, asalkan satu pemain dengan pemain lain tidak boleh sama. Artinya jika pemain A telah memilih orang-orangan berupa kecik tanjung, maka pemain B harus menggunakan kerikil. Pembedaan orang-orangan ini hanya untuk memudahkan permainan agar tidak keliru. Setiap pemain harus mencari orang-orangan sebanyak 12 buah.
Setelah itu mereka membuat arena bermain yang berbentuk seperti ini.
Langkah pertama, keduanya harus melakukan sut. Jika pemain A menang, ia main duluan. Kemudian pemain A meletakkan satu orang-orangan di titik yang ada di antara persilangan garis secara bebas. Lalu pemain B juga meletakkan satu orang-orangan secara bebas di titik lainnya yang masih kosong. Kedua pemain berusaha untuk mencegah atau menutup pihak lawan yang orang-orangannya hampir sejajar dalam jumlah tiga buah. Maka dolanan di sini membutuhkan kecermatan dan ketelitian berpikir dari setiap pemain. Lalu dilanjutkan oleh pemain A lagi. Jika sampai waktunya salah satu pemain telah meletakkan lebih dari 3 orang-orangannya di atas titik yang ada, dan kebetulan pemain A permainannya sangat jitu dan tidak terpantau oleh pemain B, maka pemain A berhasil meletakkan 3 orang-orangannya dalam satu baris yang sejajar. Maka terpaksa pemain A mengambil salah satu orang-orangan milik pemain B yang ada di petak permainan secara bebas. Di sini, pemain B sudah kehilangan 1 orang-orangan.
Permainan bisa dilanjutkan terus hingga ada salah satu pemain yang menyejajarkan 3 orang-orangannya lagi.
Penentuan KemenanganApabila ada salah satu pemain yang sudah berkurang atau kehabisan orang-orangannya dan kebetulan ia sudah menyerah, maka ia dianggap sebagai pemain kalah. Sesuai dengan konsekuensinya atau kesepakatan awal, jika pemain kalah harus menerima hukuman, maka ia harus menerima hukuman. Misalkan hukuman bisa berupa menggendong, menampar tangan, atau menyanyi.
Sumber
Permainan Tradisional Jawa, Sukirman Dharmamulya, dkk., 2004, Yogyakarta, Kepel Press dan Permainan Rakyat DIY, Ahmad Yunus, 1980/1981, Jakarta, Departemen P&K


PERMAINAN DAMON
Latar Belakang
Damon adalah permainan anak yang gemar mengoleksi karet lingkar / karet gelang. Pada zaman dahulu untuk mendapatkan karet tidak membeli secara langsung. Pada saat istirahat sekolah anak-anak jajan nasi bungkus yang tali ikatnya menggunakan karet. Karet tersebut tidak langsung dibuang tetapi dikumpulkan untuk bermain kilanan Dua pemain saling beradu kecermatan dalam menyentil karet supaya berdekatan hingga satu jengkal. permainan ini sangat seru dan menyenangkan karena siapa yang menang berhak mengambil dan memiliki karet lawan. Sementara yang kalah akan kehilangan satu dari karetnya bahkan bisa semuanya.
Tujuan
Tujuan permainan ini untuk mengisi waktu luang dan melatih kecermatan yaitu pada saat menyentil karet untuk di dekatkan pada karet lawan.
Manfaat
Manfaat permainan ini adalah dapat meningkatkan pergaulan antar teman , gembira, dan meningkatkan kecermatan dan ketrampilan.
Peserta
Anak – anak usia Sekolah Dasar baik laki – laki maupun perempuan. Namun orang dewasa pun dapat ikut memainkannya. Jumlah pemain minimal 2 orang.
Alat yang Digunakan
Karet gelang dan tempat untuk bermainnya dapat di kebun, halaman, dalam rumah, asalkan tempatnya datar. Dan lidi untuk sasaran.
Pelaksanaan Permainan:Sebelum permainan dimulai, kedua pemain melakukan undian menentukan siapa yang lebih dulu menjatuhkan karet.Pemain pertama menjatuhkan satu karetnya di tanah, kemudian.Pemain kedua menjatuhkan satu karetnya agak berjauhan dengan karet pemain pertama .Jika belum berani maka pemain kedua boleh memindah karetnya supaya lebih dekat lagi dengan karet pemain pertama.Pemain kedua menegaskan bahwa dirinya sudah yakin atau siap dengan mengucap kata “Berani” jika memang sudah siap. Pemain kedua meniup karet agar dapat mendekati sasaran yaitu berupa lidi yang ditancapkan di atas tanah.Pemain berusaha memasukan karet ke lidi yang ditancapkan.
Penentuan Kemenangan:Pemain yang paling banyak memasukan karet ke dalam lidi maka dialah pemenangnya dan berhak membawa pulang karet yang digunakan dalam permainan.Sumber
Permainan ini dicerikan dan dipraktekan pada saat pembelajaran mata kuliah permainan tradisional kelas PGSD Penjas A tahun 2009 di semester 4.

Gobak bunder
71) PERMAINAN GOBAK BUNDER
Latar BelakangPermainan merupakan permaainan daerah yanga ada di seluruh Indonesia. Biasanya permainan gobak ini memiliki lapangan yang berbentuk persegi, namun disini gobak memiliki lapangan yang berbentuk lingkaran atau dalam bahasa jawa disebut bunder.
Manfaat
Meningkatkan kemampuan fisik.
Melatih kemampuan membaca gerak tubuh/gesture.
Meningkatkan kemampuan komunikasi dan kemampuan menyusun strategi lebih baik
PesertaDimainkan oleh minimal 3 anak. Bisa putra atau putri.
Alat yang Digunakan
Kapur tulis
Lapangan rata/ tanah lapang
Pelaksanaan Permainan
Menyiapkan alat yang akan digunakan.
Menggambar lapangan seperti pada keterangan.
Peserta berbaris dan meakukan hompimpah untuk menentukan siapa yang akan berjaga.
Peserta yang berjaga hanya akan berada pada garis yang berada di tengah lapangan.
Peserta yang teraih oleh penjaga maka akan bergantian berjaga.
Penentuan Kemenangan
Bagi peserta yang paling sedikit berada di garis tengah atau yang paling sedikit berjaga menjadi yang berjaga.
Sumber
Widarto-uji-kurniawan.blogspot.com/macam-macam-permainan-tradisional.html


MAAF YOOO AKU CUMA TAU ITU.. LAINE AKU GAK TAU JHE..